Kamis, 28 Oktober 2010

IBADAH YANG DIBENCI TUHAN


Tuhan Allah bersadda kepada umatNya : Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang dengan perkumpulan rayamu. Sesungguhnya, apabila kamu mempersembahkan kepadaKu korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa korban yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah daripadaKu keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu Aku tidak mau dengar. Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir. (Amos 5:21-24)
Menyatakan kebenaran dan menegakkan keadilan adalah ibadah. Karena ibadah adalah berbuat apa yang Tuhan Allah semesta alam kehendaki dan perintahkan. Tuhan Allah semesta alam menghendaki agar “keadilan bergulung-gulung seperti air  dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir”. Dimana ibadah itu dilakukan ?
Beribadah itu bukan hanya menjalankan ritus dan  rite di rumah ibadah. Beribadah tidak hanya meliputi membawa korban persembahan dalam upacara agama di tempat-tempat kebaktian. Beribadah adalah menjalankan segala  tuntutan Tuhan Allah sang Khalik di dalam pekerjaan, di dalam keluarga, di dalam  masyarakat, di dalam perdagangan, di dalam pemerintahan, di dalam segala bentuk penghayatan dan pengungkapan kehidupan.
Di sanalah ibadah itu berlangsung. Datang melakukan kebaktian di rumah ibadah, itulah beribadah. Menjalankan tugas dengan rajin dan setia di bidang pekerjaan itulah beribadah. Menjalankan pemerintahan dengan takut akan Tuhan Allah itu beribadah. Menyatakan kebenaran dan menegakkan keadilan itulah beribadah.
Tuhan menyatakan amarahNya kepada umatNya, karena praktek ibadah itu dipahami dan dijalankan hanya yang meliputi kultus dan ritus dalam Bait Alah. Karena itu Allah dengan keras berkata :
Aku membenci dan menghina perayaanmu, Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu, aku tidak suka dengan korban-korbanmu, Aku tidak memandang kepada ternak tambun korban selamatmu, jauhkan daripadaKu keramaian den nyanyianmu. Jauhkan daripadaku keramaian dan nyanyianmu, aku tidak mau mendengarr gambusmu.
Praktek ibadah itu munafik, karena itu Tuhan Allah tidak berkenan menerimanya. Sebab : Kamu menjual orang benar karena uang, orang miskin karena sepasang kasut, kamu menginjak-nginjak kepala orang lemah ke dalam debu dan membelokkan jalan orang sengsara. Kamu mengubah keadilan menjadi ipuh dan menghempaskan kebenaran ke tanah. Kamu meraa keji kepada orang yang berkata tulus iklas dan menginjak-nginjak orang yang lemah, dosamu berjumlah besar, karena kamu yang menjadikan orang benar terjepit dan menerima uang suap dan yang mengenyampingkan orang miskin di pintu gerbang. (Amos 2:6-7, 5:7-8, 12)
Ibadah adalah penjabaran dan pengungkapan dari kasih kepada Tuhan Allah dan yang sama dengan itu yaitu kasih kepada manusia sesama. Karena itu  Tuhan yesus berkata kepada orang yang sedang menjalankan ibadahnya dalam rumah sembahyang kataNya ,”….jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu  di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kemudian kembali untuk mempersembahkan persembahanmu (Mat. 6:23-25)”.



Than Allah tidak berkenan dan tidak akan menerima korban persembahan sebagai ibadah sebelum relasi yaitu sikap benar dan adil terhadap sesama manusia ditegakkan.Ibadah, beribadah adalah menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan oleh Tuhan Allah. Menunaikan segala tuntutan yang disuruh oleh agama. Tuhan Allah memerintahkan sebagai kewajiban kita supaya “keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir”. Dan umat Tuhan Allah tidak menjalankan kewajiban ibadah itu, bahkan mereka berpaling dari mendengar dan taat kepada tuhan yang lain. Akibat dari ibadah yang tidak benar , maka Tuhan allah menghukum umatNya dengan membawa umat itu ke pembuangan.
Apa makna dan pelajaran yang kita timba dari umat  yang mengalami kehancuran karena ibadahnya hanya berupa ritus dan kultus dan tidak berjabar dalam kehidupan keadilan dan kebenaran dalam masyarakat ? Makna moral, etis dan spiritual yang kita harus simak dari berita nabi Amos ini adalah, “Dimana keadilan diperkosa dan kebenaran dicampakkan, di sana kekacauan tatanan masyarakat akan terjadi dan kepahitan serta kesengsaraan akan jadi pengalaman”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar