Kamis, 28 Oktober 2010

HIDUP MENURUT ROH


Suatu hari seorang siswa sedang mengikuti ulangan  agama. Ada dua soal yang harus dikerjakan. Soal pertama adalah  :  “Apa yang kamu ketahui tentang Roh Kudus”? dan soal kedua berbunyi  : “Terangkan tentang  roh jahat”.  Karena  asyik mengerjakan jawaban soal pertama, tanpa disadari waktu ulangan sudah habis. Sebelum menyerahkan  kertas ulangannya, dengan cepat ia menuliskan jawaban soal kedua “Tidak ada waktu untuk roh jahat”. Cerita pengalaman ini  berniat menggambarkan bahwa jika seseorang waktunya habis untuk memperhatikan Roh kudus, ia tidak ada waktu lagi untuk roh jahat.
            Pada umumnya, rasanya tidak ada orang yang kepingin menjadi orang jahat. Setiap manusia berjuang untuk hidup baik. Sebagai orang Kristen, kitapun tahu bahwa menjalani hidup baik adalah panggilan dari Tuhan sendiri Kitapun juga berusaha mewujudkan keinginan itu dalam hidup kita. Namun pengalaman menunjukkan  bahwa betapapun kita berusaha untuk menjadi orang baik, selalu saja ada kelemahan yang menghambat / menghalangi perjuangan kita.
            Rasul Paulus jauh-jauh hari juga telah memberi kesaksian bahwa iapun mengalami kesulitan dalam hal itu Ia sungguh ingin melaksanakan semua hal yang baik namun keinginan itu tidak pernah terwujud. Bukan apa yang baik yang ia lakukan, tetapi justru apa yang jahat, yang tidak disukainya yang dilakukannya. Dengan kekecewaan yang dalam, ia berkata,  : “Aku manusia celaka. Siapa yang dapat melepaskan  aku dari tubuh maut ini “? Pengalaman Paulus ini mewakili semua pengalaman manusia.

            Plato pernah mengatakan bahwa dalam diri manusia itu ada dua kekuatan besar yang terus menerus bertarung. Ada anjing hitam dan anjing putih yang memperebutkan hidup manusia. Anjing manakah yang menang ? Anjing yang lebih diperhatikan dan diberi banyak makan. Ia akan menjadi lebih kuat dan akan menang dalam pertarungan itu. Adakah jalan keluar bagi manusia untuk memenangkan pertarungan itu ? Paulus mengatakan bahwa pertolongan hanya datang  dari Yesus Kristus saja. Semua  usaha manusia pasti akan sia-sia. Ia tidak percaya bahwa manusia mampu memenangkan pertarungan itu dengan kekuatannya sendiri dengan kekuatannya sendiri. Hanya dengan pertolongan Tuhan, dan penyerahan diri yang penuh kepada pimpinan Tuhan, manusia akan dapat menjalani hidup yang baik. Inilah yang dikatakan Paulus dalam bacaan Alkitab yang terdapat dalam Galatia 5:16-26.
            Paulus mengingatkan, kita telah menjadi orang merdeka di dalam Kristus. Paulus menerangkan bagaimana seharusnya kehidupan seorang Kristen yang telah dimerdekakan itu, dan Paulus  mengatakannya dengan istilah “hidup di dalam Roh”. Yang dimaksudkan dengan “hiduplah oleh Roh” tentu saja “oleh Roh kudus”; dan bila seorang hidup oleh Roh, maka ia tidak mengikuti keinginan daging. Istilah ini  (“daging”) menunjuk pada kondisi manusia yang berdosa, dan karenanya hanya dapat melakukan perbuatan-perbuatan yang berdosa pula. Kedua gaya hidup  itu saling bertentangan. Gaya hidup menurut Roh itu bertolak belakang dengan gaya hidup menurut daging. Karena kedua itu bertentangan, maka sebenarnya hanya ada satu pilihan, entahkah orang hidup menurut Roh atau hidup menurut daging. Juga sebenarnya sukar dimengerti jika orang berganti-ganti hidup dalam dua gaya hidup yang berbeda itu.
            Beberapa contoh perbuatan daging disebutkan adalah : percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, irihati, amarah , kepentingan diri sendiri, percideraan. Semua yang disebutkan ini adalah perbuatan daging yang dilakukan  karena pengaruh dosa. Paulus menegaskan bahwa gaya hidup demikian tidak cocok dengan gaya hidup kerajaan Allah, sehingga orang yang hidup menurut daging tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
            Kebalikannya adalah hidup menurut Roh yang menghasilkan sembilan buah Roh, yang semuanya merupakan satu kesatuan. Semuanya itu adalah hal-hal yang indah dalam hidup manusia dan tidak ada hukum yang melarang yang demikian. “Kasih”  adalah agape, yakni semangat untuk selalu memikirkan yang baik untuk orang lain. “Sukacita”
adalah kesukaan yang berasal dari Tuhan, bukan kesukaan yang berasal dari barang-barang di dunia ini. “Damai sejahtera” bukan hanya keadaan tidak ada masalah, namun semua hal yang baik dalam kehidupan.”Kesabaran” menunjuk pada sikap lambat marah, suka mengampuni. “Kemurahan” dan “Kebaikan” sangat erat berhubungan, sebagai nilai-nilai kehidupan yang luhur. “Kesetiaan” adalah sifat dapat dipercaya. “Kelemahlembutan” adalah orang yang mudah dan senang belajar, orang yang marah pada saat yang tepat. “Penguasaan diri” menunjuk pada kemampuan untuk mengendalikan diri, seperti seorang atlit.
            Orang Kristen adalah orang yang hidup oleh Roh. Roh Kudus adalah sumber kehidupan orang percaya. Karena itu orang Kristen juga harus selalu hidup dipimpin oleh Roh Kudus, dan jika itu terjadi, maka ia tidak akan hidup  mementingkan diri sendiri, yang sering nampak dalam sikap gila hormat, berkelahi dan mendengki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar